Senin, 11 April 2011

ANARKISME DAN SOSIALISME


ANARKISME
Anarkisme adalah suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa... See More hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkisme bukan Bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali kekehidupan barbarisme atau kondisi yang liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti bahwa anda harus bebas. Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup didalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan.

SOSIALISME
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti dari paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong.

Anarkisme sendiri telah disalah artikan oleh sebagian besar masyarakat/individu awam yg secara keseharian berada dalam ruang gerak kita, mereka beranggapan bahwa anarkisme memiliki pengertian selalu ada dalam konteks negatif pragmatis. Disinilah peran kita sebagai seorang Mahasiswa yang notabene memiliki status akademis tertinggi dituntut untuk lebih kritis dan peka terhadap analisi-analisis kliru tersebut. Tidak hanya melulu bersinggungan dengan aktivitas harian dikampus yang menyita banyak waktu dan tenaga lalu kita lupa akan beban akademik yg kita pikul dengan Mahasiswa di pundak kita. Lebih dari itu pola berfikir, rasionalitas, dan analogi kita juga dipertaruhkan atas nama intitusi yang kita usung......

KREDIBILITAS dan CAPABILITAS kita sedang berada di ujung tombak kalau kita sebagai agen dari perubahan masih tetap berpedoman pada sebuah pola pikir yg selalu di kotak kotakkan.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar